Tulisan ini
bukan merupakan kesimpulan atas kinerja guru secara umum, tetapi hanyalah
merupakan temuan penulis selama melaksanakan supervisi kunjungan kelas pada
beberapa sekolah yang menjadi binaan penulis ditambah dengan pengamatan penulis
pada saat mengikuti kegiatan lesson study MGMP Bahasa Inggris beberapa waktu
yang lalu. Sengaja diberi judul demikian karena yang akan dipaparkan adalah
kelemahan-kelemahan yang nyata ditemukan penulis. Hal ini dimaksudkan agar bisa
menjadi input bagi para guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajarannya.
Dari pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran
di kelas dapat dikemukakan beberapa kelemahan antara lain :
1.
Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran. RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh
guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak
hanya berisi kompetensi apa yang akan dicapai tetapi juga memuat secara rinci
berapa lama waktu tatap muka dilakukan. Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan
awal untuk melaksanakan kegiatan rutin, apersepsi dan penjajagan untuk mengenal
bekal awal siswa. Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti, dan rincian waktu
untuk kegiatan akhir. Dalam RPP juga tercantum secara jelas alat bantu mengajar
apa yang diperlukan dan sumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di
dalam RPP juga telah dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan
upaya untuk mendapatkan umpan balik keberhasilan guru dalam
mengajar.Kenyataannya RPP tidak difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar
tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak
terarah.
2.
Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar. Alat bantu
mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi
pelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui benda-benda yang
nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya berupa verbal, dan bisa
mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa. Kenyataannya guru tidak
membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah-dan
ceramah saja.
3.
Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa.
Pengetahuan ten tang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menetapkan
strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan pertanyaanpun diperlukan pemahaman
tentang kemampuan awal siswa. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini guru
dapat membantu siswa memperlancar proses pe,mbelajaran yang dilkukan dan
memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa. Adakalanya satu materi
tertentu memerlukan prasarat pengetahuan sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat
ini belum dikuasi dan guru sudah melanjutkan pada materi berikutnya bisa
dipastikan bahwa siswa akan kesultan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa
dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yangs
edang dibahas oleh guru cenderung berperilaku "menyimpang" seperti:
melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi
pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait
dengan isi pembelajaran.
4.
Penggunaan papan tulis yang kurang tepat. Pada umumnya
guru langsung memulai pelajaran tanpa menuliskan Pokok persoalan yang akan
dibahas dan tujuan pembelajarannya. Penulisan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi guru dan siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar dari jalur. Kecenderungan lainnya
adalah penggunaan papan tulis yang kaacau. Siswa tidak tahu apa sebenarnya yang
dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat
ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap siswa dan tidak
disimpulkan.
5.
Tidak melaksanakan evaluasi. Dengan
alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak melaksanakan evaluasi terhadap
apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna bagi guru untuk mengetahui
seberapa besar keefektifan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan melakukan
evaluasi pada setiap akhir kegiatan /bahasan akan bisa mendeteksi siswa mana
yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa merasa sulit. Hal ini akan
sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa
Apabila 5 macam kelemahan guru ini dapat diperbaiki,
maka peoses pembelajaran akan menjadi lebih bermutu dan muaranya nanti pada
hasil belajar yang lebih baik. Perubahan pada kelima kelemahan tersebut tidak
memerlukan biaya. Yang diperlukan hanyalah kesadaran diri untuk memberikan yang
terbaik kepada siswa. Kepala sekolah dapat berperan dalam perbaikan proses
pembelajaran ini dengan cara lebih sering melaksanakan supervisi kunjungan
kelas.
Sumber dari : http://www.pusatartikel.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar